Sunday, February 13, 2011

Mamaku Setangguh Karang


Mama, orang yang paling saya kagumi di dunia ini. Dengan kesabaran dan ketegarannya selalu bisa mendampingi Papa saat dalam kondisi apapun. Sabar dengan keluhan-keluhan abang yang terkadang saya rasa sangat menyebalkan. Sabar dengan saya yang kebanyakan maunya.

Mama orang yang amat sangat tenang dan sabar. Apapun yang dihadapinya selalu berusaha ia tuntaskan sendiri. Bahkan jika itu sebuah penyakit yang mengerikan. Jadi itulah yang terjadi. Dua minggu lalu Mama menjalani operasi pada paru-parunya, karena ada nodule yang divonis sebagai kanker, yang pada saat dilakukan PET Scan terlihat ganas.

Nodule ini terlihat saat Mama melakukan Medical Check Up di RS tempat ia bekerja pada pertengahan Desember lalu. Namun karena begitu banyak hal terjadi di beberapa minggu setelah pemerikasaan (keponakan saya yang kedua meninggal dunia) Mama baru mengetahui hasilnya pada akhir Desember. Hasil itu pun hanya disimpannya sendiri, ia berkonsultasi kemana-mana. Sampai akhirnya mengirimkan semua hasil pemeriksaan pada Wak Aziz yang seorang dokter dan profesor di Jakarta.

Sampai saat itu Papa pun belum tahu keadaan Mama ini. Apalagi saya, abang dan kakak ipar saya.

Saya sibuk dengan berlibur. Karena saat itu sedang libur semester. Sibuk bertemu teman-teman, sibuk merencanakan apayang akan saya lakukan sampai kembali kuliah, dan tentunya sibuk dengan acara pernikahan sepupu saya di Bangkinang dan Bandung.

Berita mengejutkan ini saya terima dari Tante Welly di Bandung saat hendak menghadiri resepsi pernikahan sepupu saya itu. Saat Tante bertanya, "Mama sakit apa sih Za? katanya mau dioperasi ya?", jelas saja saya bingung. Tidak terbayang sama sekali Mama benar- benar sakit. Dua minggu sebelumnya Mama terlihat sehat wal afiat sibuk bermain dengan keponakan saya, Ali, dan tetap bekerja seperti biasanya.

Memang ada yang agak mencurigakan, beberapa hari setelah saya sampai di Pekanbaru saya menemukan print-out pembelian tiket pesawat menuju Jakarta milik Mama. Biasanya Mama selalu cerita kalau mau kemana-mana. Mau pelatihan atau jalan-jalan kemana pun pasti dia bercerita pada saya, bahkan biasanya menawari saya untuk ikut serta. Tapi kali ini perjalanan ke Jakarta ini seperti disembunyikan dari saya. Saat itu saya biasa saja, saya pikir Mama hanya belum sempat cerita. Ketika saya tanya ada acara apa di Jakarta, saya hanya menebak Mama akan pelatihan, Mama hanya bilang " Iya, di Kelapa Gading."

Setelah Mama ke Jakarta, saya biasa saja, menelpon Mama atau Papa sesekali. SMS pun hanya sesekali atau jika ada yang harus saya tanyakan.

Saya liburan seperti biasanya, seperti tidak terjadi apa-apa. Menikmati hari libur saya di rumah, melakukan apa yang bisa dilakukan. Dan tentunya reuni kecil-kecilan dengan beberapa teman kerja dan teman sekolah.

Saya bahkan pernah mengeluh melalui akun Twitter saya, kesal, saya ingin liburan sama Mama di Pekanbaru, tapi Mama malah ke Jakarta, dadakan pula.

Saat mendengar berita ini pertama kali, saya sama sekali tidak percaya. Saya amat sangat yakin, Mama sehat-sehat saja. Saya bahkan berkata pada Oom dan Tante saya di Bandung, mungkin Papa yang mau operasi, karena beberapa bulan sebelumnya Papa sempat akan dioperasi, tapi tidak jadi.

Jujur saya bingung harus bagaimana. Keesokan harinya, saya memutuskan untuk meng-SMS Mama, bertanya secara detail apa yang terjadi, Mama sakit apa? Operasi apa? Karena balasannya lama, saya menelpon Mama, barulah Mama bercerita panjang lebar. Pada akhir percakapan singkat di telpon itu Mama bilang, "Mama gak apa-apa kok Za, Zaza doain aja. Acara di Bandungnya dilanjutin aja, jangan sampai ganggu liburannya ya..".
Mendengarnya saya sedih, merasa bersalah. Saya bersenang-senang, sementara Mama harus menjalani segala pemeriksaan untuk mengetahui penyakit apa yang Mama derita.

Mama dengan tabah dan tenangnya memutuskan untuk tetap menghadiri resepsi pernikahan kakak sepupu saya di Bandung. Padahal hari Selasa (01/02/2011), Mama sudah harus menjalani operasinya. Saat bertemu Mama di Bandung, jujur saya sedih, ingin rasanya menangis tersedu-sedu. Tapi saya tahan, saya berusaha kuat, belajar dari Mama yang saat itu terlihat biasa saja.

Kakak-kakak Mama bertanya-tanya pada saya. Memberi tatapan prihatin, bahkan memeluk saya. Saya hanya tersenyum miris sambil memohon doa mereka.

Saat Mama akan dioperasi, hampir semua saudara kandung Mama yang berjumlah 11 orang hadir. Sejak jam 6 pagi sudah ada saudara yang datang ke kamar Mama di RS MMC saat itu. Dukungan moral yang mereka berikan sangat berarti. Mama juga bersikap biasa saja, seakan-akan saat itu kami sedang arisan keluarga bercanda dan tertawa seperti biasanya.

Tapi saat Suster datang untuk mempersiapkan Mama untuk dioperasi, saya melihat ketakutan di wajah Mama, hanya sekelebat. Yang menangis tak tertahan justru Papa, yang hampir tidak pernah saya lihat meneteskan air mata. Saya mengantar Mama sampai ke depan Kamar Operasi. Saya peluk dan cium Mama, saya bilang "Bismillah Ma, insyaallah gak apa-apa." Walau dalam hati saya ketakutan setengah mati, Mama mulai ikut menangis.

Operasi berlangsung kurang lebih 3 jam. Semua menunggu di dekat kamar operasi. Ada yang membaca Surah Yasin, ada yang mengobrol dan bercanda, Saya hanya bisa terus berdoa dan berzikir untuk Mama.
Kira-kira 45 menit setelah operasi dimulai, seorang perawat memanggil keluarga Mama. Saya langsung memanggil Papa dan mengikutinya ke dalam. Ternyata nodule itu sudah berhasil dikeluarkan, utuh, volumenya sekitar 6.5 centimeter kubik, seperti hati ayam dan ditutupi selaput.
Mereka bilang, sebelum dikirim ke bagian Patologi Anatomi, keluarga harus melihat dulu. Setelahnya kami menunggu sekitar 40 menit untuk hasil pemeriksaan PA. Selama 40 menit itu, Mama menunggu di ruang operasi, masih dalam keadan dibius, dengan luka terbuka. Menunggu apakah ada keganasan pada nodule tersebut. Alhamdulillah, nodule itu bukan kanker, tapi radang kronis. Dan tidak ada tulang Mama yang harus dipotong, walaupun ada tulang iga Mama yang retak.
Setelah operasi, Mama menghabiskan sekitar 13 jam di ICU. Lalu kembali ke kamar perawatan biasa. Mama cepat pulih, mungkin karena Mama memang sebenarnya masih "sehat" saja. Empat hari saya habisnya hampir 24 jam di kamar RS Mama, menemani Mama ngobrol, menyuapi dan membantu memanggil Perawat jika dibutuhkan.
Alhamdulillah tidak ada komplikasi apapun. Pada hari ke 4 setelah operasi Mama sudah diizinkan pulang ke rumah. Beristirahat di rumah, walaupun masih sering kesakitan, Mama tidak pernah menunjukkannya secara berlebihan. Mama tetap kuat dan semangat, ingin mengikuti saran dokter untuk banyak bergerak.

Saat ini, hampir dua minggu setelah operasi, Alhamdulillah Mama sudah pulih. Sudah bisa jalan-jalan, naik turun tangga, bahkan semangat jalan-jalan ke Mall :D

Untuk Mama, yang selalu sabar, kuat dan optimis. Kami selalu bersama Mama, berdoa untuk Mama dan mendukung Mama. Saya pun belajar untuk bisa seperti Mama, sabar, kuat dan optimis, apapun yang dihadapi. We'll always love you Mum :)

*Terima Kasih untuk teman-teman, sahabat, sanak saudara yang telah hadir di RS dan mengunjungi di rumah. Atas doa dan perhatiannya untuk Mama.
Terima kasih yang amat sangat banyak untuk Wak Prof. dr. Abdul Aziz Rani, SpPD(KGEH) atas bantuannya selama pengobatan Mama dan menyiapkan tim dokter terbaik untuk menangani Mama.

**I wrote this while weeping like a baby :'(

10 comments:

Batari Saraswati said...

mama gapapa kan za? sudah sehat kan ya?

mamamu itu memang sabar tangguh sekali ya. semoga cepat pulih, sehat :)

maaf ya zaa, ga tahu apa2 kemarin2 ini.. hugsss!

Aziza Iskandar said...

Alhamdulillah udah kembali sehat bat, masih dalam masa pemulihan sampai bbrp bulan ke depan.. mohon doanya yaa :)

Gpp kok, aku emang kurang suka berbagi kesedihan.. *hugs

Frieda Ayu Prihadini said...

semangat jaaaaa :) get well soon tanteeee :)

Aziza Iskandar said...

Makasih friedaaa :)

*eh btw, itu batarinyaa..
Bat, kenalin frieda temenku, adik kelasnya Ikram.. hahaha :))

Frieda Ayu Prihadini said...

errr... kaga kenal juga kali kak ikram ama gw zaa, beda 2 taon, gw aja ingetnya udah samar2 :p

tapi kayanya batari ini terkenal sekali ya, hehe... udah kenalan sama temenku, ade paramitha kan? salam kenal jg yaa :)

Aziza Iskandar said...

Yayaya.. gw juga gak gitu kenal Ikram kok..
cuma agak amazed aja kok dia jd beken banget :D

TiQi Bo said...

Hey, I just found this out. :(
Hope your mum is doing alright.

Aziza Iskandar said...

It's okay tikki, She getting better now..
she's still in Jakarta if u wanna see her btw.. :)

ratih dewi said...

zaza, aku baru tau ini... I read it and was crying too...aku tau koq perasaan mamamu...tapi alhamdulillah bukan kanker ya...sekarang udah baik2 aja kan ya? salam utk mamamu ya... :)

Aziza Iskandar said...

Alhamdulillah udah baik2 aja tih, cuma masih berobat jalan ngobatin radangnya itu..
makasih ya tih.. kamu juga cepet sembuh yaa :)